Pemantauan Karbon Dioksida (CO₂) untuk Kualitas Udara Dalam Ruangan

Mengapa Perlu Memantau CO₂?

Setiap napas yang kita hembuskan mengandung karbon dioksida (CO₂). Oleh karena itu, pemantauan kadar CO₂ merupakan cara yang sangat baik untuk menilai tingkat ventilasi dan laju pergantian udara segar di dalam ruangan. Kadar CO₂ yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti sakit kepala, pusing, dan kelelahan.(1) Namun, jika digunakan sebagai indikator efektivitas ventilasi, pemantauan CO₂ menjadi alat penting untuk mengurangi risiko penularan virus melalui udara.

Virus seperti COVID-19 sebagian besar menyebar melalui droplet kecil di udara (aerosol). Meningkatkan ventilasi dalam ruangan dapat mengurangi konsentrasi aerosol ini dan menurunkan risiko infeksi. Dr. Henry Burridge dari Imperial College London, penulis utama studi(2) tentang penggunaan pemantauan CO₂ untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, menyatakan:

“Di ruang bersama seperti kantor dan ruang kelas, paparan terhadap materi infeksius di udara meningkat seiring waktu, sementara jumlah orang di ruangan bisa berubah-ubah. Dengan menggunakan kadar CO₂ sebagai proksi untuk napas yang dihembuskan, model kami dapat menilai risiko paparan yang bervariasi seiring perubahan okupansi ruangan.”

Ia menekankan bahwa ventilasi yang baik sangat penting di tempat kerja dan sekolah. Model yang dikembangkan menunjukkan bahwa dengan mengatur ventilasi dan jumlah orang dalam ruang bersama, kita bisa mengelola risiko infeksi virus melalui udara seperti SARS-CoV-2.

Berdasarkan undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja, pengusaha diwajibkan menyediakan pasokan udara segar yang memadai di setiap ruang tertutup di tempat kerja. Selain itu, banyak pemerintah lokal dan nasional kini mewajibkan pemantauan CO₂ di lokasi sensitif seperti sekolah dan tempat layanan publik.(3)

Saat ini, pemantauan CO₂ telah menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan di berbagai lingkungan dalam ruangan.

EasyLog Alat Perekam Data Suhu Dan Kelembaban Udara Data Logger EL-IOT-SP-TH

Data logger Smart Probe suhu & kelembaban (-30°–80°C, 0–100% RH) dengan alarm email/SMS, peringatan suara/visual, upload otomatis ke EasyLog Cloud, probe bisa diganti, simpan 300.000 data.

Pemantauan CO₂ yang Efektif

Agar pemantauan CO₂ benar-benar bermanfaat, monitor CO₂ yang digunakan harus berasal dari produsen terpercaya dan memiliki spesifikasi akurasi yang jelas. Di alam terbuka, kadar CO₂ berada di sekitar 400 ppm (parts per million), sedangkan di dalam ruangan bisa melebihi 5.000 ppm, sehingga alat ukur harus mampu mengukur sepanjang rentang ini sebagai standar minimum.

Identifikasi Area Ventilasi Buruk

Prioritas utama adalah mengidentifikasi area yang sering digunakan namun memiliki ventilasi yang buruk. Beberapa cara sederhana untuk mengenalinya:

  • Cari area yang sering ditempati orang namun tidak memiliki ventilasi mekanik maupun ventilasi alami (jendela, pintu, atau ventilasi udara).
  • Periksa apakah sistem ventilasi memasukkan udara luar atau hanya sekadar mengatur suhu. Sistem yang hanya mengalirkan ulang udara tanpa pasokan udara luar menandakan ventilasi yang kurang baik.
  • Waspadai area yang terasa pengap atau memiliki bau tidak sedap.

Penempatan Monitor CO₂

  • Letakkan monitor CO₂ di ketinggian kepala dan jauh dari jendela, pintu, atau lubang udara.
  • Jaga jarak minimal 50 cm dari manusia, karena napas yang dihembuskan mengandung CO₂ dan bisa membuat hasil pengukuran terlalu tinggi dan tidak akurat.

Cara Pengukuran

  • Hindari hanya melihat bacaan sesaat (snapshot) karena dapat menyesatkan. Sebaiknya, lakukan pemantauan berkala sepanjang hari untuk menangkap perubahan aktivitas dan penggunaan ruang.
  • Gunakan sistem yang memungkinkan analisis data jangka panjang secara visual, seperti EasyLog Cloud, untuk membantu memahami pola ventilasi sebenarnya dari waktu ke waktu.

Pengaruh Musim dan Perilaku Pengguna

Karena ventilasi alami bergantung pada perilaku pengguna seperti membuka jendela atau pintu, monitoring perlu diulang pada musim berbeda, saat suhu luar memengaruhi kebiasaan ini.

Panduan Nilai CO₂ Menurut HSE (Health and Safety Executive)(4):

  • < 800 ppm secara konsisten: menunjukkan ventilasi baik.
  • ≥ 1.500 ppm rata-rata selama ruang ditempati: menandakan ventilasi buruk dan perlu perbaikan segera.
  • Untuk ruang dengan aktivitas intensif, seperti olahraga, menyanyi, atau berbicara terus-menerus, disarankan agar CO₂ tetap di bawah 800 ppm.

Dengan mengikuti pedoman ini, pemantauan CO₂ tidak hanya akan membantu menciptakan ruang yang lebih sehat dan nyaman, tetapi juga akan mengurangi risiko penyebaran penyakit menular melalui udara.

Menggunakan Hasil Pengukuran: Mengambil Tindakan

Ventilasi Alami

  • Tingkatkan ventilasi alami dengan cara:
    • Membuka jendela, ventilasi, dan pintu, baik sebagian maupun sepenuhnya.
    • Jangan pernah menyangga pintu darurat kebakaran dalam posisi terbuka.
    • Mengangin-anginkan ruangan sesering mungkin sangat membantu menjaga sirkulasi udara.
    • Jika memungkinkan, buka semua jendela dan pintu saat ruangan tidak digunakan untuk memaksimalkan pertukaran udara.

Edukasi kepada Pengguna Ruangan

  • Pastikan semua pengguna mengerti pentingnya ventilasi yang memadai.
  • Partisipasi pengguna sangat penting untuk mengurangi risiko penularan COVID-19 dan penyakit lainnya yang menyebar melalui udara.
  • Sosialisasikan bahwa sirkulasi udara yang baik = lingkungan yang lebih sehat.

Ventilasi Mekanik (Kipas & AC)

  • Sistem ventilasi mekanik seperti kipas dan pendingin udara (AC) harus mengambil udara segar dari luar, bukan hanya mendaur ulang udara dalam ruangan.
  • Pastikan sistem ini digunakan secara efektif.
  • Jangan turunkan laju ventilasi meskipun penghuni ruangan berkurang sementara.
  • Standar ventilasi harus mengikuti jumlah penghuni maksimum yang biasanya menggunakan ruangan tersebut.

Pemantauan Berkelanjutan

  • Terus pantau kadar CO₂ secara rutin untuk:
    • Mengevaluasi seberapa efektif strategi ventilasi yang diterapkan.
    • Menyesuaikan rencana ventilasi berdasarkan perubahan pola penggunaan ruang.

Seberapa Efektif Pemantauan CO₂?

Sangat mudah untuk berasumsi bahwa suatu ruangan dalam gedung memiliki ventilasi yang baik dan bahwa pemantauan CO₂ tidak diperlukan. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa pemantauan CO₂ tetap penting, bahkan di gedung-gedung modern sekalipun.

Contohnya, Jeremy Chrysler dari Conway, Arkansas, mengirim alat pemantau CO₂ bersama putrinya yang berusia 13 tahun ke sekolah. Hasil pemantauan menunjukkan kadar CO₂ yang sangat tinggi, mencapai 4.000 ppm.

Jeremy kemudian melaporkan temuannya ke pejabat distrik, dan mereka menemukan bahwa dua komponen dari sistem pendingin udara sekolah rusak. Setelah perbaikan dilakukan, tingkat CO₂ turun drastis.

Jeremy menyimpulkan:

“Apa yang ditunjukkan oleh hasil pengukuran saya adalah bahwa pemantauan CO₂ dapat mengidentifikasi masalah, dan terkadang masalah tersebut sangat mudah diperbaiki.”

EasyLog Alat Perekam Data Suhu Dan Kelembaban Udara Data Logger EL-IOT-CO2

CO2 and Air Quality Data Logger ini secara otomatis mengunggah data ke Cloud dan dapat menyimpan lebih dari 300.000 pembacaan. Dilengkapi indikator status, alarm suara, serta batas alarm yang bisa diatur, alat ini juga memiliki sensor CO2 yang mengkalibrasi sendiri. Cocok untuk pemantauan kualitas udara yang praktis dan akurat.

Leave A Comment

Cart (0 items)